Aonyx cinereus si Berang – Berang Cakar Kecil Penghuni Sungai Sumatera

Minggu, 17 Desember 2017

Berang-berang cakar kecil (Aonyx cinereus) merupakan spesies berang-berang asli Sumatera yang dapat dijumpai di danau, sungai, lahan basah maupun hutan mangrove. Dilaporkan bahwa berang berang jenis ini juga hidup di pulau Jawa, Kalimantan, Filipina, Malaysia, Cina hingga India. Aonyx cinereus memiliki warna bulu coklat dengan warna abu-abu pada bagian leher . Seperti pada jenis berang berang yang ada didunia. Berang- Berang Kecil Sumatera juga memiliki kepala yang kecil, kaki yang pendek dengan kuku yang pendek serta ekor yang pipih. Keluarga berang-berang ini menyukai aliran sungai yang memiliki banyak vegetasi seperti rumput serta berpasir. Mereka akan membuat sarang didalam lubang lubang yang mereka buat ditepian sungai. Pada umumnya mereka hidup secara berkelompok dengan anggota 5 – 12 individu. Dalam satu kelompok merupakan satu keluarga diantaranya kedua induk beserta anak anaknya yang selalu bersama.

Dalam mencari makan mereka akan saling bekerjasama untuk menangkap buruannya. Jenis makanan yang disukai oleh berang berang ini adalah katak, ular, crustacea termasuk kepiting, udang,ikan bahkan mamalia kecil lainnya. Dengan menggunakan cakarnya berang-berang ini bisa dengan mudah membuka cangkang kepiting yang keras dan mengambil bagian dalamnya. Aonyx cinireus merupakan jenis berang-berang yang sangat suka bermain apabila mereka tidak melakukan perburuan namun mereka sangat sensitif untuk didekati oleh manusia yang menjadi alasan berang-berang ini sangat jarang dijumpai.

Saat ini jumlah populasi berang berang ini belum diketahui pasti (Vulnerable) karena belum banyak peniliti maupun bidang keilmuan yang menelaah lebih jauh mengenai spesies berang-berang ini. Berbagai masalah mengancam populasi berang berang ini diantaranya adalah rusaknya habitat akibat alih fungsi sungai dan lahan yang menyebabkan habitat berang berang ini dengan cepat menghilang. Tingginya penebangan liar menyebabkan sumber air menghilang dan sungai sungai kecil sebagai habitatnya turut mengering. Rusaknya kualitas air akibat limbah pencemaran juga turut serta membuat sumber pakan kian langka. Alih fungsi sungai dan danau menyebabkan terjadinya konflik antara berang-berang dan manusia yang menganggapnya sebagai hama dan musuh yang menyebabkan populasi terus merosot tajam. Masalah yang tahun tahun ini dihadapi oleh berang berang ini adalah perdagangan satwa ilegal hasil dari tangkapan alam. Anak berang berang akan diambil paksa atau induk berang berang akan dibunuh demi untuk mengambil anak anaknya.

Terbatasnya penelitian maupun fokus pemerintah untuk melindungi spesies berang-berang ini merupakan salah satu tantangan dalam upaya konservasi spesies mamalia karismatik ini. Semoga pada tahun tahun mendatang akan ada regulasi perdagangan satwa yang akan melindungi binatang seutuhnya khususnya satwa yang ditangkap dari alam liar.

Sumber : Pungky Nanda Pratama - Kader Konservasi Balai KSDA Sumatera Selatan

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini